Pada tulisan – tulisan sebelumnya beberapa kali saya telah menuliskan tentang minum dan mabuk-mabukan. Sebelum menginjakkan kaki di desa ini, beberapa teman dari AMAN dan JATAM di Samarinda memberitahukan bahwa masyarakat Punan Dulau suka minum dan mabuk. Seorang teman pun mengingatkan tidak perlu takut dan terkejut ketika masyarakat berkelahi karena mabuk. Termasuk pasangan suami istri, keluarga ataupun tetangga. Karena bagi masyarakat Dulau minum adalah bagian dari tradisi dan mabuk adalah tanda “kejujuran” yang sudah turun temurun sejak nenek moyang mereka.

Ya, mereka memang memiliki tradisi minum, minum pengasih yang sudah ada sejak dahulu, sejak mereka masih berada di hulu dan belum terjadi pemindahan. Sebagai tanda penghormatan dan penerimaan terhadap tamu itulah makna minum pengasih yang sesungguhnya. Bukan untuk mabuk – mabukan. Zaman dahulu pengasih ditemani oleh jakan yang juga merupakan minuman tradisi mereka. Jakan terbuat dari madu dengan campuran lengkuas dan kayu damang. [content_protector password=”12345″]Cat Etno 6_Kristina [/content_protector]