by op3rato9r@pejuangtanahair | Jun 16, 2017 | Beasiswa SAP, TC, TC Etnografi, Uncategorized
Syahdan, pada masa yang telah lampau, bai-bai dan nenek-nenek tidak bisa menumbuhkan apapun di kebun. Bai dan Nenek yang tak bernama membawa serta putri tertuanya ke kebun, mengorbankan anaknya dengan membakar tubuhnya di batu. Batu itu kemudian dinamai Fatu Tunli...
by op3rato9r@pejuangtanahair | Jun 16, 2017 | Beasiswa SAP, TC, TC Etnografi
Secara adat, kuasa tertinggi di wilayah Amanatun ada di tangan usif, atau raja. Usif disandang oleh Nitba, dan Fetor dipegang oleh Kob. Selain raja, ada pula fetor. “Fetor juga raja,” jawab Om Tu ketika saya bertanya apa bedanya usif dan fetor. Om Benediktus Kob, yang...
by op3rato9r@pejuangtanahair | Jun 16, 2017 | Beasiswa SAP, TC, TC Etnografi
Orang di kampung memanggilnya Mama Jor. Namanya Da, ia berasal dari Surabaya. Pertemuan pertama kami adalah saat saya singgah di rumahnya untuk menunggu Om Tu memperbaiki motornya. Mbak Da menyambut saya dengan ramah. “Senang ketemu dengan sesama orang Jawa,” katanya....
by op3rato9r@pejuangtanahair | Jun 16, 2017 | Beasiswa SAP, TC, TC Etnografi
Nikolas Nitbani, atau sering disapa dengan sapaan hormat „Usimnasi‟ tidak mengingat berapa usianya. Ia juga tidak ingat berapa usianya saat orangtua merajah tangannya dengan tato berlambang „manukaif.‟2 Penanda tahun awal yang ia ingat adalah ia menikah pertama kali...
by op3rato9r@pejuangtanahair | Jun 16, 2017 | Beasiswa SAP, TC, TC Etnografi, Uncategorized
Saya mengenalkan diri sebagai mahasiswa semester akhir yang mendapat beasiswa untuk penelitian di Amanatun Selatan dan akan belajar dengan cara tinggal di kampung, belajar tentang lingkungan dan kehidupan perempuan dari orang di kampung. Orang-orang di kampung...