Oleh: Tirza, Manado
15 – 16 Januari 2016
Saya menempuh perjalanan kurang lebih dua jam dari Bogor di medan yang berbatu dan berkelok-kelok, sebelum tiba di Kampung Parigi desa Cisarua kecamatan Nanggung. Desa ini berada di Lereng utara gunung Halimun. Pemandangan pertama yang ditangkap mata dan didengar telinga adalah beberapa tebing yang kemungkinan bekas tambang dan bunyi mesin pengolahan tambang. Di beberapa rumah ada alat berbentuk gulungan dari besi untuk mencampur adonan emas namanya glundung.
Saya tiba di rumah beratap kere1. Atapnya mengerucut keatas. Rangka rumah itu terbuat dari bambu. Bila dilihat detail, tak ada Paku menancap hanya gulungaan tali yang disimpul padat. Setelah meletakkan barang-barang bawaan, saya berjalan-jalan mengitari daerah itu.
Awalnya saya berkunjung ke rumah seorang pejabat kampung Babakan Cengkeh. Saya disambut istri kepala RT (Rukun Tetangga) disitu. Dia memperkenalkan diri namanya Nara. Perawakan yang lembut terlihat dari tutur katanya, ia berumur kirakira dua puluhan tahun. “Saya menikah umur empat belas tahun neng. Kalo disini mah banyak yang kawin masih muda. Banyak yang gak pada sekolah soalnya”. Selengkapnya: Catatan Halimun_Tirza_Edit Tata&Nila