Kelompok Belajar
Silabus Sesi 4
“Sesi 4 : Gender dan Hak atas Tanah”
Bina Agarwal, seorang intelektual terkemuka, professor ilmu ekonomi dari Institute of Economic Growth, University of Delhi, yang menghasilkan karya klasik Agarwal (1994) A Field of One’s Own, Gender and Land Rights in South Asia. Meski objek penelitian Agarwal adalah perempuan petani tidak bertanah di pedesaan Asia Selatan terutama India, Bangladesh, Pakistan, segala pembahasan mengenai jender dan hak-hak atas tanah di semua belahan dunia lain terasa kurang memadai bila tidak merujuk ke karya beliau ini. Ia mengajukan empat golongan argumen mengenai mengapa tanah begitu penting untuk kaum perempuan, yakni argumen kesejahteraan, efisiensi, persamaan, dan pemberdayaan perempuan (Agarwal 1994, 2002).
Argumen pertama Agarwal mengenai pentingnya tanah bagi perempuan adalah demi kesejahteraan perempuan. Pemberian atau transfer tanah kepada perempuan akan secara langsung bukan hanya menyejahterakan perempuan, tetapi juga anak-anaknya. Dengan menyadari sepenuhnya fakta mengenai ketidak-adilan jender dalam distribusi manfaat, perbedaan laki-laki dan perempuan dalam membelanjakan pendapatan mereka, dan hubungan positif antara status gizi anak dan pendapatan yang dipegang oleh ibu. “… (R)esiko kemiskinan dan kebahagiaan fisik dari seorang perempuan dan anak-anaknya sesungguhnya bergantung pada apakah ia memiliki akses langsung pada pendapatan dan aset produkstif seperti tanah, dan bukan hanya akses yang diperantarai melalui suaminya atau lelaki anggota keluarga lainnya” (Agarwal 1994:31).
Argumen kedua Agarwal mengenai pentingnya tanah bagi perempuan adalah alasan efisiensi. Selain untuk peningkatan kesejahteraan perempuan, hak-hak atas tanah yang lebih adil antara laki dan perempuan dapat pula meningkatkan efisiensi produksi. Selain argumen kesejahteraan dan efisiensi, Agarwal mengemukakan argumen ketiga, yakni kesetaraan. Kesetaraan gender adalah suatu ukuran dari sebuah masyarakat yang adil dan progresif. Kesetaraan dalam hak atas tanah juga adalah elemen penting dalam pemberdayaan ekonomi perempuan. Argumen yang terakhir adalah pemberdayaan. Agarwal mendefinisikan pemberdayaan sebagai “sebuah proses yang mendorong kemampuan individu-individu atau kelompok-kelompok yang tidak beruntung/lemah (tidak berdaya) untuk menantang dan mengubah hubungan kuasa yang timpang, dengan berpihak kepada mereka yang berada dalam posisi dilemahkan secara ekonomi, sosial dan politik” (Agarwal 1994: 39). Agarwal meyakini bahwa memberi perempuan tanah akan memberdayakan mereka secara ekonomi sekaligus menguatkan kemampuan mereka untuk secara sosial dan politik menantang ketidaksetaraan gender. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan dengan pengakuan dan pemberian hak atas tanah juga meningkatkan kemampuan perempuan untuk tampil percaya diri di dalam rumah tangga, di dalam proses pengambilan keputusan di dalam rumah tangga, komunitas kampung, dan di hadapan negara. Hak atas tanah dapat digunakan dalam berbagai fungsi dalam kehidupan perempuan adat dan pedesaan yang tidak bisa begitu saja diganti dengan perangkat lain.
Bacaan Wajib
Agarwal, Bina. 1994. A Field of One’s Own: Gender and Land Rights in South Asia. Cambridge: Cambridge University Press
Deere, Carmen Diana and Magdalena Leon. 2001. Empowering Women. Land and Property Rights on Latin Amerika. Pitsburg: University of Pitsburg Press.
Bina Agarwal. 2001. Land Right and Gender. International Encyclopedia of Social and Behavioral Sciences. USA: Elsevier Science Ltd.
Bina Agarwal. 2002. Are We Not Peasants Too? Land Rights and Women’s Claim in India. New York: Seeds.
Bacaan Dianjurkan
Razavi, Shahra. 2003. “Introduction: Agrarian Change, Gender and Land Rights.” Jounal of Agrarian Change 3:2-32
Agarwal, Bina. 2003. “Gender and Land Rights Revisited: Exploring New Prospects via the State, Family and Market.” Jounal of Agrarian Change 3:184-224.
Jackson, Cecile. 2003. “Gender Analysis of Land: Beyond Land Rights for Women?” Journal of Agrarian Change 3:453-480.
Agarwal, Bina. 2003. “Women’s Land Rights and the Trap of Neo- Conservatism: A Response to Jackson.” Journal of Agrarian Change 3:571-585.
Jackson, Cecile. 2004. “Projections and Labels: A Reply to Bina Agarwal.” Journal of Agrarian Change 4:387-388.
Live Streaming Sesi 4 : Gender dan Hak atas Tanah
Berita
Artikel Sesi 4 : Gender dan Hak Atas Tanah
Siaran Pers
Sintesa Tematik Sesi 4
Kontradiksi Hak Tanah Perempuan