Dengan kerendahan hati saya kali ini ingin menceritakan tentang penuturan dari mulut sepasang suami istri sebagai Ibu Asuh. Secara terpisah, karena hari-hari saya selalu berada disekitar mereka. Entah itu mengenai hutang piutang yang kebanyakan ngutang dari dulur Pak Kir, agama yang berbeda, perjuangan atas tanah hingga soal anak. Saya akan Ibu Asuh ini Bapak dan Istrinya Bu Li aku memanggilnya Ibu.
Hutang kepada warung disini menjadi biasa bagi masyarakat terutama berhutang diwarung milik keluarga sendiri. Oleh karena itu, ibu sangat berat hati untuk menagih langsung, karena kebanyakan yang berhutang itu keluarga dari sebelah bapak.[content_protector password=”12345″]Catatan Etnografi 7_Rina_160516 [/content_protector]