Tulisan oleh Yuliana Martha Tresia
Penyunting: Alwiya Shahbanu
Mitra Bestari (Peer Review): Fuadilla Alchumaira

Seperempat hingga setengah warga negara India tidak cukup makan; satu juta anak-anak sekarat setiap tahunnya karena kekurangan makan. Sepanjang tahun 1997-2007, sebanyak 200.00 petani India bunuh diri. Di tingkat global, sebanyak 1 miliar orang kelaparan. Semua masalah ini saling berhubungan dan disebabkan oleh patriarki-kapitalis.

Patriarki-kapitalis membuat kita berasumsi bahwa alam sudah mati—nyatanya, alam justru sangat hidup. Asumsi bahwa alam sudah mati diperlukan untuk membangun rezim kekuasaan manusia atas alam. Asumsi ini yang sedang diperbaiki para perempuan. Patriarki-kapitalis membentuk cara berpikir yang disebut Bacon sebagai “the masculine birth of time”—cara berpikir yang tidak dapat melihat interkoneksi & siklus.

Pemikiran patriarki-kapitalis menutup mata kita dari keragaman yang disebut Vandana Shiva sebagai “monokultur pikiran”. Sistem makanan dihancurkan dan kita mengatakan bahwa kita menanam lebih banyak makanan. Jika benar kita menanam lebih banyak makanan, tidak akan ada satu miliar orang kelaparan.

Lalu, kita menciptakan kelangkaan. Setiap benih yang harusnya bisa menghasilkan kembali sejuta benih dalam satu siklus, kini perbanyakannya dicegah dengan rekayasa genetika, benih terminator, dan paten. Inilah yang menyebabkan para petani bunuh diri, mereka tak sanggup menanggung hutang karena sistem produksi semakin mahal.

Bagaimana cara mengubah sistem genosida dan ekosida yang menghancurkan tanah, air, keanekaragaman hayati, kehidupan petani & anak-anak kita ini? Kenali bahwa keanekaragaman hayati bukanlah masalah. Keragaman spesies adalah dasar produksi makanan kita.

Masing-masing kita juga bisa menjadi agen perubahan melalui cara kita makan. Makan adalah tindakan ekologis,  etis, politis, serta berkaitan dengan pertanian. Kita perlu mengakhiri pemisahan yang dibuat antara mereka yang menanam makanan dan yang mengonsumsi makanan. Keajaiban seperti paradoks: semakin banyak kita makan yang beragam, semakin kita menumbuhkannya. Jika kita tidak makan kacang-kacangan alami, siapa akan menanamnya?

Dalam tindakan makan, kita bisa jadi mitra petani. Akar krisis pangan dan agraria merupakan fakta bahwa kita lupa tentang proses pertanian, lupa akan para petani, lupa akan benih, dan lupa akan tanah. Kamu memiliki kemewahan (privilege) ketika kamu tidak menderita karena masalah ini. Para produsen yang paling menderita akibat krisis pangan.

Setiap kita makan, mungkin dua hingga tiga kali sehari, kita bisa membuat perubahan besar. Kita bisa berdiri mendukung ekosistem, keanekaragaman hayati, dan para petani—daripada mendukung kapitalis. Ini adalah masalah makan dengan benar dan berpikir holistik.

Sumber Rujukan Pustaka :

Dr. Vandana Shiva, dalam TEDxMasala: “Solutions to the Food & Ecological Crisis Facing Us Today“, dapat ditonton di YouTube Channel TEDx Talks, melalui tautan https://www.youtube.com/watch?v=ER5ZZk5atlE