Review Buku

PANGGILAN TANAH AIR
Penulis : Noer Fauzi Rachman
Penerbit : Prakarsa Desa
Tahun terbit : 2015
Jumlah halaman: 122
Pereview : Kristina Pakpahan

Permasalahan agraria dan pengelolaan sumber daya alam telah memberikan dampak buruk terhadap bangsa dan tanah air Indonesia. Mulai dari adanya penguasaan tanah oleh perusahaan, konflik-konflik agraria, kerusakan ekologis, konversi tanah, perkembangan teknologi produksi, dan sebagainya. Hal ini menjadi kekhawatiran besar, khususnya bagi masyarakat di pedesaan yang lahan pertanian, hutan,
dan lingkungan hidupnya semakin menyempit.

Sejak abad ke-20, masyarakat petani juga semakin sedikit jumlahnya karena banyak yang beralih profesi dari bertani. Minat bekerja pada bidang pertanian semakin menipis. Terlihat dari banyaknya masyarakat di pedesaan, khususnya generasi muda berpendidikan tinggi yang lebih memilih untuk pergi ke luar desa. Harapannya untuk mendapat pekerjaan dengan upah yang tinggi melalui kerja migran di kota-kota provinsi, metropolitan, atau pun luar negeri. Kondisi itu terus berlanjut dari generasi ke generasi sampai saat ini. Dunia pertanian dan hidup di desa tidak lagi masa depan yang menjanjikan bagi pemuda pemudi, padahal masa pertanian rakyat tergantung pada siapa yang akan bertani (White 2011, 2012) .

Rakyat dan tanah air saat ini bisa dikatakan telah porak-poranda akibat reorganisasi ruang yang digerakkan untuk memperluas sistem-sistem produksi kapitalis. Para kapitalis selalu menghasilkan komoditi atau barang dagangan baru mulai dari alat transportasi, makanan, minuman, pakaian, alat kecantikan dan sebagainya. Selanjutnya dipromosikan dan digencarkan melalui iklan-iklan televisi, radio, penjualan-penjualan di mall-mall, supermarket, minimarket hingga toko-toko di desa-desa serta situs-situs maya yang menawarkan secara online. Komoditi buatan kapitalis ini telah merubah selera rakyat menjadi sangat konsumtif.

Para kapitalis juga telah melakukan eksploitasi tenaga kerja untuk menghasilkan barang dagangan yang bernilai tambah. Para tenaga kerja mengabdikan dirinya secara profesional dengan berbagai keahliannya, memperoleh upah, penghargaan, jaminan karir yang diatur secara manajemen. Para tenaga kerja yang juga merupakan bagian dari masyarakat tidak lagi menyadari bahwa mereka telah mengalami kekerasan. Sistem kapitalis telah merampas tanah milik mereka dan membatasi, bahkan membuat rakyat tidak bisa lagi memanfaatkan tanah dan sumber daya alamnya. Para kapitalis mengubah secara drastis dan dramatis tata guna tanah yang ada, dan menciptkan kelompok-kelompok pekerja yang terpaksa dan siap sedia untuk didisiplinkan menjadi penggerak produksi kapitalis.

Negara melalui pejabat publik dan pemerintahannya ikut serta dalam melakukan operasioperasi kekerasan dengan memberikan izin kepada para pengusaha-pengusaha. Dengan izin tersebut, para pengusaha/perusahaan bisa dengan mudah membangun suatu kawasan industri seperti perumahan, kehutanan, perkebunan, manufaktur, pertambangan, infrasruktur dan lainnya. Legitimasi yang diberikan pejabat berwenang kepada para kapitalis telah berhasil menyingkirkan dan meminggirkan rakyat agraris (petani, nelayan, masyarakat adat, dan sebagainya) dari tanah dan wilayah hidupnya. Selanjutnya merusak dan merampas tanah serta sumber daya alam di negeri ini.

Porak-porandanya bangsa ini menandakan betapa pentingnya hadir dan berperan sebagai pejuang tanah air untuk menghadapi sistem-sistem yang dibentuk para kapitalis. Cara kerja kapitalis yang sangat progresif, menghancurkan sistem produksi non kapitalis dengan mendayagunakan intervensi dari pemerintah. Proses ini terjadi terutama pasca kolonial dan telah melahirkan kantung-kantung kemiskinan. Orang di desa terpaksa keluar dari desa untuk mendapatkan pekerjaan. Wajah indonesia saat ini masih mengidap “kutukan kolonial” setelah 70 tahun berjalan melewati “jembatan emas” kemerdekaan, dan sekarang masih terus berjuang untuk mencapai cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya.

Warisan yang ada saat ini adalah sebagian dari tanah air yang porak-poranda berada dalam situasi krisis sosial ekologi yang parah, keselamatan rakyat yang tidak terjamin, produktivitas yang menurun, serta alam yang rusak dan kesejahteraan rakyat merosot. Untuk
mengembalikan tanah air yang bebas dari tangan para kapitalis dan tangan perusak lainnya, membutuhkan perjuangan yang tinggi karena akan berurusan dan berhadapan dengan proyek-proyek pembangunan. Mendorong para elit pemerintah mulai dari tingkat desa hingga provinsi untuk berpihak kepada rakyat, bukan berpihak kepada para kapitalis. Mereka yang terpanggil sebagai pandu, perlu mengembangkan cara pandang baru dengan imajinasi yang baru untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap elit pemerintahan.

Negara melalui pemerintahannya harus melihat bahwa keselamatan dan kesejahteraan rakyat menjadi sangat penting untuk diperhatikan.Hilangnya nyawa, ingatan, tanah halaman, harta benda, nafkah, kesempatan, dan kehormatan masyarakat harus segera
diperbaharui agar tidak lagi menimbulkan korban di masa berikutnya. Sudah saatnya kesejahteraan, keselamatan rakyat, keutuhan fungsi-fungsi faal ruang hidup dan produktivitas rakyat menjadi salah satu agenda inti dari proses pembaruan kenegaraan. Termasuk pembaruan hukum, penyelenggaraan fungsi-fungsi politik yang akan berjalan melalui tindakan kolektif para pemerintahan bangsa ini.