Barang kali bukan hanya kepala kambing yang saat itu di persembahkan sebagai rentetan ritual penyelesaian DAM Langkahan, bukan hanya doa bersama yang di panjatkan tujuh hari tujuh malam, beberapa kepala pemerintahan pada masa itu menjadi sangat licik, dan layak disebut persembahan dari DAM Langkahan.
Miris rasanya mendengar cerita demi cerita dari Tgk IP dan H. AW, demi mendapatkan apa yang disebut nilai mata uang mereka bersekongkol, berkomplotan, mulai dari Petua dan perangkatnya yang mengambil uang ganti rugi tanah masyarakat, Camat yang membeli tanah masyarakat dengan harga murah kemudian menjualnya dengan harga yang sangat tinggi.[content_protector password=”12345″]Catatan Etnografi 6_Nyakmoi [/content_protector]