Politik Etis 1901 menandai masuknya sejarah perkebunan swasta di Indonesia termasuk di Kalimantan Barat. Irigasi, transmigrasi dan edukasi atau yang disebut dengan istilah Trias Van Deventer, disebutkan Ratu Wilhelmina dalam pidatonya “sebagai panggilan moral dan hutang budi terhadap bangsa pribumi di Hindia Belanda”1.

Harapan Van Deventer sebagai pencetus kebijakan politik etis agar dapat mengangkat taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat pribumi. Namun sayangnya kebijakan tersebut banyak disalahgunakan oleh pemerintah Hindia Belanda sendiri. Semangat politik etis sebagai media balas budi pun tak tersampaikan.[content_protector password=”12345″]Catatan Etnografi 12_Reni_160516[/content_protector]