Oleh : Aisa, Tidore
Legok Kiara, Pesantren Agro Ecologi Biharul Ulum, 15 Januari 2016 „Laler Mapai Arei Batok Kohot Wadah Huut’ 1 Kalimat bahasa Sunda ini adalah hal pertama yang dapat saya ucapkan, meski terbata, dan belum paham makna yang
sebenarnya. Konon, jika ingin belajar bahasa Sunda, kalimat ini harus dikuasai terlebih dahulu.
Saya bisa memijak bumi halimun juga berangkat dari cita–cita. Tidak munafik saya katakan bahwa keinginan untuk menjadi manusia yang lebih baik juga ingin saya raih. Apa sebenarnya dengan keinginan untuk menjadi baik? Berangkat dari garis inilah, saya belajar percaya bahwa peristiwa–peristiwa yang terjadi di sekeliling adalah satu dengan
manusia. Alam yang dijaga pasti akan memberikan manfaat yang berlimpah pada manusia.
Demikian juga dengan permulaan saya dan penerima beasiswa Sajogyo Institute dalam program studi agraria dan pemberdayaan perempuan, ditambah tiga orang mentor, satu orang juru kamera –yang ini laki-laki– , saat ini kami sampai di desa Legok Kiara, kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Selengkapnya : Catatan Halimun_Aisa_Edit Itah&Nila