Oleh: Tina, Medan

Masyarakat kawasan Gunung Halimun dahulunya memegang tradisi masyarakat Kasepuhan dengan pola kehidupan unik dan memiliki kearifan mengelola kawasan hutan dan sekelilingnya selama puluhan tahun. Namun kini, pola itu sudah mulai pudar. Sebagian masyarakat sekitar Gunung Halimun, khususnya generasi muda kini tidak tak banyak mengetahui adat istiadat Kesepuhan. Kondisi ini bukan tanpa sebab. Kampung mereka berada dalam kawasan Gunung Halimun, kawasan yang kaya bahan tambang, khususnya emas. Emas bagaikan pundi-pundi yang sangat menggoda, sebagian masyarakat bahkan berlomba-lomba menambang emas.

Generasi muda sekarang banyak yang melupakan sejarah bahkan sama sekali tidak mau mencari tahu sejarah kehidupannya, misalnya tentang sejarah kampung halaman. Sebenarnya sejarah sangat penting untuk melihat dan mempelajari masalah apa saja yang terjadi dan apa penyebabnya. Inilah yang dialami pada pengamatan saya sejak
tanggal 15-18 Januari 2015 di tiga lokasi yaitu kampung Parigi, Cibuluh dan Nyuncung. Empat hari memang waktu sangat singkat, tidak cukup untuk memahami kawasan Gunung Halimun di tiga kampung tersebut. Tetapi, tidak banyak saya telah mendapatkan informasi dari hasil mengamati, melihat dan mendengar tentang kawasan ini termasuk mengenai sejarah. Pak Samong dan istrinya, Ibu Itoh, salah satu warga Nyungcung menceritakan sejarah kawasan Gunung Halimun. Pak Samong merupakan generasi ke enam keturunan pak Salimun, orang yang pertama kali datang ke Nyuncung. Selengkapnya: Catatan Halimun_Kristina_Edit Itah&Nila