Pelajar, School of Democratic Economics
Bencana adalah gejala, proses atau kejadian —bergantung pada bingkai ruangwaktunya— yang bertalian dengan hilangnya atau terputusnya keterpenuhan syarat-syarat keselamatan dari serombongan makhluk hidup sebagai subyek penderitanya. Sampai hari ini, apa-apa yang bisa dan tidak bisa disebut bencana, kategorisasinya, genesis dan jejak-dibelakangnya, serta bagaimana memperlakukannya, merupakan domini otoritas politik/pengurusan-kenegaraan dan otoritas pengetahuan-resmi, keduanya berperan vital dalam pengawetan biopolitik se-Bumi. Dalam sistem dan praktik bertutur tersebut, kata-kerja mengerahkan, mengatasi dan mencegah, dalam urutan tersebut, ditempatkan dalam imajinasi rentang ruang-waktu bencana yang deterministik dan diperdebatkan. Di hadapan tafsir dan analitika dominan tersebut, ikhtisar ini hendak mengemukakan soal bencana sebagai bagian tak terpisahkan dari kondisi kehidupan si subyek di tengah krisis berdimensi ekologis dan kemanusiaan. Fokus pemeriksaan adalah pada dinamika gejala bencana dalam konteks urbanisme-industrial—moda metabolisme sosial dominan pada zona ruang dan masa hidup kita. Bertumpu terutama pada pemahaman dari proses belajar-bersama selama dua dekade belakangan, diskusi bertitik-berat pada duduk-perkara bencana, ragam jenis waktu dan jenis ruang dari gejala bencana, peran-peran sosial dan bagi-kerja dalam pengurusannya, serta transformasi ekonomistik dari cakap-bencana beserta politik-pengerahan yang menyertainya. Transformasi tersebut menyingkap jejak kepentingan kolonial dan imperial maupun watak rasis dan patriarkis yang melekat padanya, termasuk dalam prinsip-prinsip tentang bagaimana derita dan si subyek penderita harus diperlakukan dan ditaksir nilainya.